Kiriman artikel dari Ustadz.Abdul Zein
Assalamu alaikum WR.WB
Saya akan memposting beberapa Tugas malaikat yang diamanahkan oleh Alloh
kepada manusia,tentang apa dan bagaimana para malaikat ini bekerja
untuk mengerjakan segala perintah Alloh buat kehidupan manusia
,diantaranya malaikat itu serta tugas mereka adalah:
MALAIKAT JIBRIL
Jibril adalah malaikat yang muncul dalam ajaran agama samawi. Dalam
ajaran agama samawi Jibril dianggap sebagai Pemimpin Malaikat dan
bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan
rasul.
Malaikat Jibril adalah malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu.
Malaikat Jibril adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut
dalam Al Quran. Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam Al Quran
yaitu pada surat Al Baqarah ayat 97-98 dan At Tahrim ayat 4. Didalam Al
Qur’an, Jibril memiliki beberapa julukan, seperti Ruh al Amin dan Ruh al
Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin dan lainnya.
A. BENTUK FISIK MALAIKAT JIBRIL
Bentuk fisik Ruhul’qudus, ada tertera dalam uraian mengenai kisah nabi
Muhammad, kala beliau mendapat wahyu kali ke dua, dan nabi menuntut
untuk bertemu atau melihat rupa asli sang utusan Tuhan dari langit dalam
rupa yang asli, atau bagaimana sesungguhnya dzat wujud Jibril tanpa
rupa samar, sebagaimana di kali-kali yang lain, sang utusan
(ruhul’qudus) selalu nampak dalam rupa seorang manusia biasa.
Ruhul’Qudus ; Tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara masyrik dan
maghrib, (barat-timur) sayap dan busana kebesarannya putih laksana
mutiara yang larut, dengan rupa yang begitu elok dan rupawan, dan dengan
kekuatan yang dahsyat penuh mukzijat.
Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu
telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah;
membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi
musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail,
maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
Malaikat Jibril adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Nabi
Isa (lihat di artikel Isa) kepada ibunya Maryam dan juga malaikat yang
menyampaikan Al’Quran kepada Nabi Muhammad.
Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan
Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi
Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;
beliau berkata : “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu
60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah
yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur
luluh”.
Maha Suci Allah, ternyata Malaikat Mulia Jibril AS pun tidak sampai kepada Allah SWT.
B. PENCIPTAAN MALAIKAT JIBRIL
Dikisahkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya : “Tatkala ALLAH SWT
menciptakan malaikat Jibril AS, dipilihlah wujud yang paling rupawan ia
dilengkapi dengan 600 sayap, masing-masing sepanjang jarak antara
penjuru paling timur dengan penjuru paling barat. Begitu penciptaan
selesai, berdirilah malaikat Jibril memandangi dirinya yang rupawan,
seraya berkata : “Ya ALLAH ya Tuhanku, adakah ENGKAU menciptakan
makhluk yang lebih tampan dari pada diriku ?” ALLAH menjawab : “ Tidak “
Mendengar jawaban ALLAH seperti itu perasaan Jibril berbunga-bunga dan
sebagai ungkapan rasa syukurnya yang mendalam ia mengerjakan shalat 2
rakaat, yang setiap rakaatnya dilakukan selama 20.000 (duapuluh ribu
tahun). Setelah selesai mengerjakan ALLAH SWT berfirman padanya : “ Hai
Jibril, begitu bersungguh-sungguh engkau mengerjakan shalat. Demikian
engkau telah penyembahan kepadaKU denagn penyembahan yang tiada
bandingnya. Tetapi ketahuilah hai Jibril, bahwa pada akhir zaman nanti
akan lahir Nabi terhormat yang AKU Sayangi, dia bernama Muhammad. Dia
memiliki umat yang lemah yang banyak melakukan dosa. Sekiranya umat yang
bergelimang dosa itu mau mengerjakan shalat dua rakaat, sekalipun
shalatnya banyak kekurangan, waktunyapun tergesa-gesa dan tidak
konsentrasi, maka demi kemulian dan keagunganKU, sungguh shalat mereka
itu lebih AKU sukai dari pada shalatmu ! Mengapa ? Karena shalat mereka
berdsasarkan perintahKU, sedangkan shalatmu itu bukan berdasarkan
perintahKU ! ”
Jibril : “Ya TUHANku lalu apakah balasan yang bakal ENGKAU berikan atas ibadah mereka ?”
ALLAH : “Balasan yang bakal AKU berikan adalah surga Ma’wa.”
Begitu mendengar kata-kata surga Ma’wa, Jibril memohon izin kepada ALLAH
agar diperkenankan melihatnya maka ALLAHpun mengabulkan permohonan
Jibril ini, sehingga dia segera berangkat menuju surga tersebut, dia
bentangkan seluruh sayapnya lalu terbang untuk menempuh jarak yang amat
jauh takterperikan. Setiap kali dia membuka sepasang sayapnya maka dia
berasil jarak sejauh 300.000 (tiga ratus ribu tahun perjalanan). Begitu
juga setiap menutupkan sayap padahal ia terbang selama tiga ratus tahun
serta memiliki sayap tiga ratus pasang sayap atau enam ratus buah. Namun
sejauh itu ia belum berasih mencapa tujuan setelah merasa begitu letih
diapun beristirahat disebuah pohon raksasa dia bersujud kepada ALLAH SWT
seraya mengadu : “ Ya ALLAH, apakah perjalanku terlah sampai
separuhnya, ataukah baru dua pertiga atau bahkan separuhnya ? ” ALLAH
SWT berfirman kepadanya : “ Hai jibril walau pun kau mampu terbang
tiga ratus ribu tahun dengan sayap-sayapmu yang sudah ada dan AKU tambah
lagi enam ratus sayap, niscaya tidak kau bisa mencapai seper seratusnya
(1%). Itulah keistimewaan yang akanKU berikan kepada umat Muhammad yang
mau mengerjakan shalat !”.
C. KISAH MALAIKAT JIBRIL DAN MALAIKAT MIKAIL MENANGIS
Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa iblis itu
sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit
yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit
ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah
al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam
namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil
manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah
memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, “Adakah Engkau
mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya.
Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah.”
Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, “Aku membuat apa yang aku
kehendaki.” Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka
dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang
berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati
iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat
bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap
angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para
malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak
pula dia merasa menyesal atas keengganannya.
Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah
cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan
kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di
atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti
wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya.
Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya
seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan
janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit,
dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi
melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke
hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya
sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emapt, banyak ilmu,
banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan
dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua
itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.
Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S
dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, “Apakah yang
membuat kamu menangis?” Lalu mereka menjawab, “Ya Allah! Kami tidaklah
aman dari tipu dayamu.”
Firman Allah bagi bermaksud, “Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku.”
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, “Ya Tuhanku, Engkau telah
mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya
melainkan dengan penguasaan-Mu.”
Lalu Allah berfirman yang bermaksud, “Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.”
Berkata lagi iblis, “Tambahkanlah lagi untukku.” Allah berfirman yang
maksudnya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu
dilahirkan untukmu dua padanya.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Lalu Allah berfirman
dengan maksud, “Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana
sejalan dengan peredaran darah.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah berfirman
lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda
dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi
mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang
berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu
mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram.”
“Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat
perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan
senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai
anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka
dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang
tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka.” (Hal
ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud :
“Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara
engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan
yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan
berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka
melainkan (semata-mata) tipuan.”
MALAIKAT MIKAIL
Mikail adalah malaikat yang mengatur air, menurunkan hujan/petir,
membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan
lain-lain di muka bumi ini. Dikatakan setiap satu makhluk yang
memerlukan rezeki untuk hidup di dunia ini akan diselia rezekinya oleh
satu malaikat Karubiyyuun.
Malaikat Mikail adalah salah satu di antara Pembesar Malaikat yang
empat. Ia dicipta oleh Allah selepas malaikat Israfil dengan selisih
kira-kira lima ratus tahun.jumlah keseluruhan malaikat yg wajib
dipercayai oleh orang islam itu ada sepuluh berserta tugas nya
Dalam Islam Mikhael dikenal sebagai malaikat Mikail, satu dari malaikat
utama Allah setelah Jibril. Menurut salah satu sumber, dalam tradisi
Islam Mikail dikatakan memakai jubah berwarna hijau jamrud, memenuhi
bentangan langit. Tiap helai rambutnya berisi ribuan wajah yang
mengagungkan nama Allah. Menurut sumber lain dikatakan sejak neraka
diciptakan Allah, Mikail tidak pernah lagi bisa tertawa.
Malaikat Mikail as adalah termasuk salah satu diantara 4 Malaikat yang menjadi pembesar seluruh Malaikat.
Dalam sebuah sumber dinyatakan bahwa ia diciptakan oleh Allah Swt,
sesudah Malaikat Israfil dengan selisih kira-kira 500 tahun lamanya.
Seluruh anggota tubuhnya terbuat dari nur (cahaya) dan berbulu za’faran.
Yang istimewa, ada satu juta wajah diatas setiap bulu-bulu yang
dimilikinya. Dan setiap wajah memiliki sejuta mat. Padahal, tiap mata
yang ada senantiasa menangis untuk memohon rahmat bagi orang-orang
mukmin yang berdosa. Di samping itu, kelebihan yang dimiliki adalah tiap
wajah mempunyai mulu sebanyak 1 juta, yang mana mulut tersebut memiliki
lidah dengan jumlah yang sama dan menguasai satu juta macam bahasa.
Padahal setiap lisan yang dimiliki membaca istighfar untuk orang-orang
mukmin yang berdosa.
Dari sekian banyak mata yang ada, maka senantiasa meneteskan air mat
sejumlah tujuh ribu tetesan. Lalu dari tiap tetesan air mata itu ALLAH
menciptakan malaikat sejenis yang serupa dengan bentuk Malaikat Mikail.
Tugas mereka adalah membaca tasbih hingga hari Kiamat. Mereka itu
bernama KARUBIYUN. Di samping bertasbih, mereka juga memiliki tugas
sebagai pembantu Malaikat Izrafil menjalankan tugas, yaitu membagi
hujan, menjaga tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, serta membagi rizeki.
Dan sebutkan dalam sebuah keterangan, untuk menjaga kelangsungan
kehidupan makhluk di dalam laut, buah – buahan di pohon maupun tumbuh –
tumbuhan yang berada di atas bumi, maka ALLAH mengutus seorang malaikat
untuk menjaganya. Jadi, satu butir buah misalnya akan senantiasa dijaga
oleh seorang malaikat.
Disamping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering
mendampingi Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas – tugasnya. Di
antara tugas yang pernah dilakukan bersam Malaikat Jibril adalah :
A. Ketika Malaikat jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi
muhammad Saw. Untuk dicuci hatinya karna akan diisi dengan iman, islam,
yakin dan sifat hilim. Ketika itu peran Malaikat Mikail tidak kalah
penting. Beliaulah yang mengambil air Al-Kautsar (air zam-zam) untuk
akhirnya dijadikan sebagai pencubi hati Nabi Muhammad Saw.
B. Saat Nabi Muhammad Saw. mendapat kepercayaan untuk melakukan
ISRA’ dan Mi’raj, Malaikat Mikail besama Jibril ikut mendampingi beliau
selama perjalanan.
C. Malaikat Mikail juga sebagai pesuruh ALLAH untuk menyampaikat
lembaran kepada Malaikat Maut. Dalam lembaran itu tertulis sangat detail
nama, tempat, dan sebab musabab pencabutan nyawa bagi orang yang di
maksud.
A. WUJUD MALAIKAT MIKAIL
Dari kepala malaikat Mikail hingga kedua telapak kakinya berbulu
Za’faron. Jika seluruh air di lautan dan sungai di muka bumi ini
disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitikpun akan jatuh
melimpah. Di atas setiap bulu-bulunya, terdapat sebanyak satu juta muka.
Setiap muka malaikat Mikail ini pula mempunyai satu juta mulut dan
setiap mulut mempunyai satu juta lidah manakala setiap lidah-lidahnya
boleh berbicara satu juta bahasa atau lisan. Setiap satu juta lisan
tersebut adalah membaca istighfar pada Allah bagi orang-orang mukmin
yang berdosa.
Setiap satu juta muka atau wajahnya mempunyai satu juta mata. Tiap-tiap
matanya sentiasa menangis kerana memohon rahmat bagi orang-orang mukmin
yang berdosa. Tiap-tiap matanya yang menangis itu mengeluarkan tujuh
ribu titisan air mata dan setiap titisan air mata itu Allah ciptakan
satu malaikat Karubiyyuun yang serupa dengan kejadian malaikat Mikail
Setiap malaikat-malaikat ini ditugaskan untuk bertasbih pada Allah
sehingga hari kiamat.
Imam Ahmad dengan sanadnya, dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah
Mikraj ke langit baginda ada bertanya pada malaikat Jibril: “Mengapa aku
tidak pernah nampak malaikat Mikail tertawa?” Malaikat Jibril menjawab:
“Malaikat Mikail tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan”
B. MALAIKAT MIKAIL DALAM ANGELOLOGI DAN OKULTISME
Para okultis modern menghubungkan Mikail dengan warna merah, arah selatan dan unsur api.
Dalam bentuk-bentuk okultisme lainnya, Mikail disebut sebagai roh planet
Merkurius. Dia adalah penguasa hari Minggu dan Kamis. Ia adalah
campuran dari movitasi, keaktifan dan keberhasilan. Konon ia adalah
pembawa karunia kesabaran, dan malaikat karier, keberanian,
keberhasilan, ambisi, motivasi, dan tugas-tugas kehidupan. Warna lilin
Mikail adalah oranye, putih dan emas. Energi warnanya adalah oranye,
ungu, putih, kristal, emas, dan coklat.
C. KETIKA MALAIKAT MIKAIL DAN JIBRIL MENANGIS
Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahawa
iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah)
pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid.
Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat,
namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi.
Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya
disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah
memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, “Adakah Engkau
mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya.
Engkau jadikan aku dari api dan Engkau jadikan Adam dari tanah.”
Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, “Aku membuat apa yang aku
kehendaki.” Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka
dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu
yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka
mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para
malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis
tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para
malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak
pula dia merasa menyesal atas keengganannya.
Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat
indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T
membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang
menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu
seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan
wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua
bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan
dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari
langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi
melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke
hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya
sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emPat, banyak ilmu,
banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan
dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua
itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.
Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah
Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud,
“Apakah yang membuat kamu menangis?” Lalu mereka menjawab, “Ya Allah!
Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.”
Firman Allah bagi bermaksud, “Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku.”
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, “Ya Tuhanku, Engkau telah
mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya
melainkan dengan penguasaan-Mu.”
Lalu Allah berfirman yang bermaksud, “Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.”
Berkata lagi iblis, “Tambahkanlah lagi untukku.” Allah berfirman
yang maksudnya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali
tentu dilahirkan untukmu dua padanya.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Lalu Allah
berfirman dengan maksud, “Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau
berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah
berfirman lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan
berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, artinya mintalah tolong
menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda
mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta,
yaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam
haram.”
“Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam
membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti
melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik
mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza,
menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata
pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan
berjanjilah mereka.” (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64
yang bermaksud : “Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka
dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang
berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan
anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis
kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan.”
MALAIKAT IZRAIL
Izrail adalah Malaikat pencabut nyawa dan salah satu dari empat
malaikat utama selain Jibril, Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam.
Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al-Qur’an. Walau begitu ia selalu
disebut dengan Malak al Mawt atau Malaikat Maut yang oleh sebagian
kalangan diidentikkan sebagai Izrail.
A. WUJUD IZRAIL
Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa
dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya
dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih.
Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala,
satu dipunggung dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa
para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya,
nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh jin dengan
wajah tapak kakinya.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za’faran dan di setiap
bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta
mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000
kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan
yang memisahkan Surga dan Neraka.
Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta
bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di
atas kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah.
B. KEMATIAN
Disebutkan, ketika Allah SWT mencipta Al-Maut (kematian) dan menyerahkan
kepada malaikat Izrail, maka berkata malaikat Izrail: “Wahai Tuhanku,
apakah Al-Maut itu?”.
Maka Allah SWT menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh
malaikat menyaksikannya. Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut
itu, maka tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu
tahun.
Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka: “Ya Tuhan kami,
adakah makhluk yang lebih besar dari ini?” Kemudian Allah SWT
berfirman: “Akulah yang menciptakannya dan Aku-lah yang lebih Agung dari
padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu”.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah
menyerahkan kepadanya. Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika
tidak terdaya untuk mengambilnya sedangkan Al-Maut lebih agung
daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan, sehinggalah
Al-Maut itu menetap di tangannya.
Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya
pada hari kiamat kelak dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu
Allah SWT menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat
dahsyatnya sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau
mengatakan “Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali
sakaratul maut ini, tidak akan tega saya mencabut nyawa seorang mukmin”.
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat
dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang
sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan
yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia
sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa
makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua
kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat ‘Azab.[1] Sedangkan
untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas
dari Malaikat Arham.
Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah
ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara
Malaikat yang sering turun ke bumi untuk bertemu dengan para nabi
antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s.
C. SAKARATUL MAUT DAN KEMATIAN MUKMIN
Sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia
menuju akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah
putih seakan wajah mereka ibarat matahari. Mereka membawa kafan dan
parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayat sejauh mata
memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki
sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya
sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya
sampai ke kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis Salam
dan duduklah di samping kepala calon mayat seraya berkata: “Wahai jiwa
yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha
dari Allah”.
Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir
tempat air. Malaikat maut-pun mengambilnya, setelah Malaikat mengambil
ruh itu maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan
diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang
sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi di muka bumi ini.
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat di antara langit dan bumi
mensalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan
untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada
Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui
rombongan Malaikat mereka selalu bertanya: “Ruh siapa yang wangi ini???”
Para Malaikat yang membawanya menjawab: “Ini ruhnya Fulan bin Fulan”,
sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia.
Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di
dunia, Kebaikan-kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan
sesama manusia bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di
langit dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.
Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua Malaikat
yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga
berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman: “Tulislah catatan
amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu)
kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)” (QS.
Al-Muthaffifiin: 19-20).
Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan:
“Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa
Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka
kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain”.
Roh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.
D. SAKARATUL MAUT DAN KEMATIAN KAFIR
Sesungguhnya seorang hamba yang kafir atau fajir (banyak dosa), apabila
hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat
dari langit yang sangat keras lagi berwajah hitam sambil membawa kain
yang kasar dari neraka. Para malaikat itu duduk disamping calon mayit
sejauh mata memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki
sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya
sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya
sampai ke kerongkongan, kemudian datang Malaikat maut Alaihis Salam dan
duduk di samping kepalanya seraya berkata: “Wahai jiwa yang busuk
keluarlah menuju murka dan kebencian dari Allah”. Roh itupun
terkejut…Lalu Malaikat mencabutnya seperti mencabut alat pemanggang yang
banyak cabangnya dari kain yang basah sehingga terputuslah urat-urat
dan ototnya.
Malaikat itupun mengambil rohnya dan langsung memasukkannya kedalam kain
kasar (yang dari neraka itu). Keluar dari ruh itu bau yang sangat busuk
seperti bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi ini.
Para Malaikat lalu membawa roh itu naik, tiadalah melalui rombongan
Malaikat melainkan mereka selalu bertanya: “Roh siapa yang busuk
ini?”…Para Malaikat yang membawanya menjawab: “Ini rohnya Fulan bin
Fulan”, dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika di
dunia…Malaikat yang membawanya menyebutkan keburukan-keburukanya selama
di dunia…Keburukan-keburukannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan
sesama manusia bahkan dengan alam semesta.
Semua malaikat di antara langit dan bumi melaknatinya (mengutuknya),
juga semua malaikat yang di langit. Ditutup untuknya pintu-pintu langit.
Masing-masing penjaga pintu berdoa kepada Allah agar ruh itu tidak
lewat melalui pintunya.
Tatkala telah sampai di langit dunia mereka meminta agar dibuka pintunya
dan ternyata tidak dibukakan. Kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi
wa ala alihi wa sallam membacakan: “Sekali-kali tidak akan dibukakan
bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga,
hingga unta masuk ke lubang jarum.” (QS.Al-A?raaf: 40).
Lantas Allah berfirman: “Tulislah catatan amalnya di sijjiin, dibumi
yang paling bawah”, Kemudian dikatakan: “Kembalikan hambaKu ke bumi
karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah)
dan mengembalikan mereka kepadanya serta mengeluarkan mereka darinya
pula pada kali yang lain”.
Lalu rohnya dilempar dari langit sehingga terjatuh ke bumi, kemudian
Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam membacakan ayat:
“Dan barangsiapa menyekutukan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari
langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang
jauh.” (QS. Al-Hajj: 31).
E. PERINTAH MENCABUT NYAWA DARI ‘ARSYI
Menurut kisah Kabil Akbar, Malaikat Maut tidak mengetahui kapan
tiap-tiap makhluk yang akan mati. Dikatakan olehnya Allah telah
menciptakan sebuah pohon (Sidrat al-Muntaha) di bawah ‘Arsy yang mana
jumlah daunnya sama banyak dengan bilangan makhluk yang Allah ciptakan.
Jika satu makhluk itu telah diputuskan ajalnya, maka umurnya tinggal 40
hari dari hari yang diputuskan. Maka jatuhlah daun itu kepada Malaikat
Maut, tahulah bahwa dia telah diperintahkan untuk mencabut nyawa orang
yang tertulis pada daun tersebut. sampai ada daun dari pohon yang
terletak di bawah ‘Arsy gugur.
Kemudian akan jatuh dua titisan dari arah ‘Arsy pada daun tersebut,
titisan hijau ataupun putih. Hijau menandakan bakal si mayat akan
mendapat kecelakaan sementara putih mengambarkan dia akan mendapat
kebahagiaan.
Untuk mengetahui tempat makhluk mati, Allah telah menciptakan Malaikat
Arham yang akan diperintahkan untuk memasuki sperma yang berada dalam
rahim ibu dengan debu bumi yang akan diketahui di mana ia akan mati dan
di situlah kelak ia pasti akan menemui ajalnya.
F. KISAH TENTANG MALAIKAT MAUT
Disebutkan bahwa suatu ketika Allah SWT. memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa seorang pemuda kafir.
Setelah mencabut nyawanya dan dibawa ke langit, beliau melewati
serombongan malaikat dan mereka bertanya “Ya malaikat maut, kamu diberi
tugas oleh Allah untuk mencabut nyawa mahluknya, apakah kamu tidak
pernah sesekali merasa kasihan saat mencabut nyawa ?”.
Malaikat maut pun menjawab: “Iya sebenarnya aku pernah merasa iba, saat
itu aku ditugaskan untuk mencabut nyawa seorang ibu yang baru melahirkan
putranya di tengah hutan sendirian, aku merasa iba terhadap ibu karena
harus berpisah dengan bayi tersebut dan meninggalkannya sendirian di
tengah hutan dan aku merasa iba terhadap nasib bayi tersebut karena
sendirian di tengah hutan”.
Para malaikat pun kembali bertanya: “Apakah kamu tau siapa roh yang baru
saja kamu cabut ini ? dia adalah bayi dari ibu yang kamu ceritakan
tadi”.
Mendengar hal ini, malaikat maut pun sujud kepada Allah SWT. dan
berkata: “Ya Allah, hamba memohon ampun kepadaMu dan memohon terhindar
dari makar-Mu. Karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang maha berkehendak
apakah seseorang hamba akan Engkau jadikan ahli surga atau ahli
neraka.”
MALAIKAT ISRAFIL
Malaikat Israfil adalah salah satu di antara empat malaikat yang
paling mulia dan bersaiz besar di sisi Allah SWT Ia ditugaskan untuk
meniup sebanyak tiga kali tiupan sangkakala pada hari kiamat. Mungkin
anda sering bertanya tanya Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di
lakukan oleh malaikat Israfil?” Mungkin yang ada di benak kita malaikat
Israfil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet
kecilnya sebelum tampil diatas panggung. Sebenarnya seperti apa sih
terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat
Israfil itu?
Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof.
Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap
alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya
ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta
berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar
saja.
Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson
Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan
yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam
semesta ini ternyata alam semesta berbentuk seperti terompet.
Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta)
merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang
bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada
merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable)
A. WUJUD
Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur’an ada yang
memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi : “
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan)
yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1)”.
Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600
sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600
sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-‘Arsy memiliki
2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata
manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam
yang diberi bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang
asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat
wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali. Yaitu wujud asli malikat
Jibril .
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka
sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam,
ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para
malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri
berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat
mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka
dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi.
Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
Beberapa sumber mengindikasikan bahwa, pada permulaan waktu Israfil
memiliki empat sayap, sangat tinggi sehingga bisa meraih tiang-tiang
surga. Malaikat yang rupawan ini merupakan penguasa musik, Israfil
selalu bertasbih kepada Allah kedalam ribuan bahasa yang berbeda. Dari
bawah kaki hingga ke kepalanya ada beberapa rambut, beberapa mulut, dan
beberapa lidah yang tertutup hijab.
B. SANGKAKALA
Sangkakala atau sangka adalah sejenis alat tiup yang terbuat dari
cangkang kerang. Alat tiup ini disebut sangkakala karena bernama sangka
dan ditiup secara berkala atau bunyian berkala. Pada zaman dahulu
sangkakala biasa digunakan dalam saat tertentu, seperti untuk meminta
perhatian orang banyak, ketika hendak mulai berperang, mengumpulkan
prajurit dan banyak lagi kegunaan sangkakala.
Dalam salah satu ajaran agama Abrahamik, yaitu Islam dikatakan bahwa
salah satu malaikat yang bernama Israfil mempunyai tugas untuk meniupkan
Shur (sangkakala) pada saat hari akhir. Ketika Allah telah selesai
menjadikan alam semesta beserta isinya, lalu Allah membuat sangkakala
dan meletakkannya di mulut Israfil. Kemudian dikisahkan Israfil selalu
menatap kearah ‘Arsy, menanti kapan ia diperintahkan untuk meniup
sangkakala tersebut.
Disebutkan pula dalam salah satu hadist, sangkakala itu bagaikan tanduk
dari cahaya, dengan ukuran yang sangat besar dengan garis tengahnya
seluas langit dan bumi (alam semesta). Dalam hadist lain dikatakan
sangkakala malaikat Israfil terbuat dari tanduk, “Tanduk yang ditiup.”
Muhammad bersabda, “Sesungguhnya Allah menciptakan sangkalala yang
mempunyai empat cabang, yaitu cabang di Barat, di Timur, di bawah langit
ketujuh bagian bawah dan diatas langit ketujuh bagian atas.”
Didalam sangkalala terdapat pintu-pintu sebanyak bilangan ruh dialam
semesta dan di dalamnya ada 70 rumah, yaitu satu antaranya untuk ruh
para nabi, satu rumah untuk ruh para malaikat, satu rumah untuk ruh para
jin, satu rumah untuk ruh para manusia, satu rumah untuk ruh para
binatang dan hingga genap 70 macam rumah dengan 70 jenis makhluk.
Walaupun nama “Israfil” tidak pernah di muncul dalam Al Qur’an,
sebutan/julukan dibuat untuk malaikat yang membawa trompet suci ini,
untuk mengidentifikasikan sosok ini: “ Dan ditiuplah sangkakala, maka
matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki
Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka
berdiri menunggu (putusannya masing-masing).(Az-Zumar 39:68)”
Israfil selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama
berabad-abad, menunggu perintah dari Tuhan untuk meniupnya pada hari
kiamat. Pada hari itu ia akan turun ke bumi dan berdiri di batu/ bukit
suci di Jerusalem.
Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua
akan mematikan para malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan
orang-orang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.
Dalam tradisi Islam, ia dikatakan telah di kirim oleh Tuhan bersama
malaikat utama yang lain, untuk mengumpulkan tanah dari empat penjuru
dunia dan hanya Izrail saja yang berhasil dalam misi tersebut. Dengan
tanah itulah Adam diciptakan.
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits
panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian
awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah
selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala
(terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan
dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah”.
Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah :
“Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab
Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku
sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan
ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan).
Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats
(untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat
Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran
bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan
kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.
Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang
meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak
nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan
kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang
dari alam nyata hingga alam ghoib.
Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh
lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan
bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah – tengah kaldera
gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.
Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu
dalam surah An Naml ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet di tiup,
maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali
mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya
dengan merendahkan diri.”
Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene
jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada
sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk
bumi kelak.
“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu
yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya,
anak – anak jadi beruban dan setan – setan berlarian.”
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar
itu, bagaimana dengan peniupnya dan bagaimana pula Sang Pencipta
keduanya? Maha Besar Engkau Ya Allah, Allahu Akbar!
MALAIKAT MUNKAR
Munkar dalam Islam adalah malaikat yang menguji iman orang mati di
kuburan mereka , walaupun ada referensi tidak ditemukan dalam Quran.
Banyak Muslim percaya bahwa, setelah kematian, jiwa seseorang melewati
panggung bernama Barzakh, di mana ia ada di kuburan (bahkan jika tubuh
orang tersebut dihancurkan, jiwa masih akan beristirahat di bumi di
dekat tempat mereka kematian).
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir
dari jemaat pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Nakir dan
Munkar menopang jiwa almarhum tegak di kubur dan menanyakan tiga
pertanyaan: “Siapa Tuhanmu Siapa Nabimu Apa agamamu?”. Seorang mukmin
saleh akan merespon dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah
Allah, bahwa Muhammad adalah nabi mereka dan bahwa agama mereka adalah
Islam. Jika jawaban benar almarhum, waktu yang dihabiskan menunggu
kebangkitan yang menyenangkan. Mereka yang tidak menjawab seperti yang
dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.
A. WUJUD MALAIKAT MUNKAR
Malaikat Munkar digambarkan memiliki mata hitam solid, memiliki rentang
bahu diukur dalam mil, dan membawa palu “begitu besar, bahwa jika semua
umat manusia mencoba sekaligus untuk memindahkan mereka inci tunggal,
mereka akan gagal”. Ketika mereka berbicara, lidah-lidah api berasal
dari mulut mereka. Jika salah satu jawaban pertanyaan mereka salah, ada
yang dipukuli setiap hari, selain hari Jumat, sampai Allah memberikan
izin untuk pemukulan berhenti.
Muslim percaya bahwa seseorang benar akan menjawab pertanyaan tidak
dengan mengingat jawaban sebelum kematian (bandingkan dengan Kitab Mesir
Orang Mati) tetapi oleh iman dan perbuatan mereka seperti salat dan
syahadat.
B. PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR DALAM KUBUR
Dalam kitab Manazilul Akhirah, stasiun-stasiun perjalanan Akhirat,
disebutkan bahwa sakratul maut adalah stasiun yang pertama, dan alam
kubur adalah stasiun yang kedua. Di alam kubur terdapat tiga terjal yang
harus dilalui oleh manusia dalam perjalanannya menuju alam akhirat,
yaitu: Kesepian di alam kubur, siksaan dan himpitan kubur, dan ketiga
adalah pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Dan ini adalah bagian yang
terakhir dari jalan-jalan terjal yang harus dihadapi oleh manusia.
Selanjuntnya manusia akan memasuki stasiun yang ketiga yaitu alam
Barzakh.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata : “Barangsiapa yang mengingkari tiga
hal, ia bukan pengikutku: mi`raj Nabi saw, pertanyaan di alam kubur,
dan syafaat.” (Biharul Anwar 6: 222, hadis ke 23)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa pasti akan datang pada seorang
mayit dua malaikat yang menakutkan, suaranya seperti halilintar,
pandangan matanya seperti kilat petir yang menyambar. Mereka akan
bertanya kepada sang mayit: Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu, dan apa
agamamu? Mereka juga akan menanyakan tentang wilayah dan imamah,yakni
kepada siapa ia berwilayah dan berimam.
Pertanyaan-pertanyaan itu akan sangat sulit dijawab oleh seorang mayit,
dan untuk menjawabnya ia butuh pertolongan. (Al- Al-Bihar 6: 215)
Dua malaikat Munkar dan Nakir menanyakan mayit dalam dua keadaan:
1. Ketika mayit dibaringkan di kubur.
Yang utama saat membaringkan mayit, tangan kanan ditelakkan pada bahu kanan, dan tangan kirinya pada bahu kiri.
2. Sesudah mayit dikuburkan.
Disunnahkan bagi walinya atau keluarga terdekatnya sesudah para
pengantar meninggalkan kuburnya, mereka duduk di dekat kepalanya dan
mentalqin dengan suara yang agak keras, meletakkan kedua tangannya ke
kuburnya, dan mendekatkan mulutnya ke kuburnya. (Al-Faqih 1: 108) Hal
ini juga dapat diwakilkan kepada orang lain.
Dalam suatu riwayat dikatakan: Jika talqin itu dibacakan kepada sang
mayit, malaikat Munkar dan Nakir berkata : telah selesailah tugas kami,
karena telah ditalqinkan padanya hujjahnya (jawabannya). (Al-Faqih 1:
173)
Ketika putera Abu Dzar yaitu Dzar meninggal, Abu Zar duduk di atas
kuburnya, kemudian ia mengusapkan tangannya ke kuburnya, lalu ia
berkata:
“Semoga Allah menyangimu wahai Dzar. Demi Allah, jika kamu termasuk anak
yang berbakti kepadaku, engkau telah dipanggil oleh Tuhanmu dan aku
ridha padamu. Demi Allah, aku ridha atas kepergianmu dan ridha kepada
Yang Memanggilmu, aku tidak mengharap hajatku kepada selain Allah; kalau
sekiranya datang kepadamu hal yang menakutkan, aku bahagia sekiranya
Allah menggantikan keadaanmu padaku. Aku sedih kalau engkau memperoleh
kesedihan. Demi Allah, aku tidak menangisi kepergianmu, tetapi aku
menangisi apa yang akan terjadi padamu. Aduhai apa yang telah kukatakan?
Dan apa yang dikatakan padamu? Ya Allah, aku telah memberikan kepadanya
hakku yang Kau wajibkan atasnya, maka karuniakan kepadanya hak-Mu yang
Kau wajibkan atasnya, dan Engkau lebih berhak dariku untuk
mengkaruniakan kedermawanan dan kemuliaan.” (Al-Faqih 1: 185, hadis ke
558)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata : “Jika seorang mukmin dimasukkan ke
kuburnya, shalatnya berada di sebelah kanannya, zakatnya di sebelah
kirinya, kebajikannya menaunginya, dan kesabarannya di sisinya. Ketika
malaikat Munkar dan Nakir datang yang pertanyaannya ditakuti, maka
kesabarannya berkata pada shalatnya, zakat dan kebajikannya, akulah yang
akan mendampinginya jika kamu tidak mampu mengahapinya.” (Al-Kafi 2:
90, hadis ke 8)
Imam Ja’far Ash-Shadiq dan Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata : “Jika
seorang hamba yang mukmin meninggal, maka masuklah bersamannya ke
kuburnya enam wujud makhluk. Pada wujud makhluk itu nampaklah kebaikan
wajahnya, keindahan keadaannya, keharuman baunya dan kebersihan
bentuknya. Satu wujud berdiri di sebelah kanannya, satu wujud lagi
berdiri di sebelah kirinya, satu wujud lagi di belakangnya, dan wujud
yang lain di depannya, dan wujud yang paling baik berada di atas
kepalanya. Ketika wujud keburukan datang dari sebelah kanan, maka wujud
yang di sebelah kanan melindunginya dari arah kanan, demikian juga
wujud-wujud yang lain menyelamatkan dari enam arah.
Lalu wujud yang paling baik itu berkata kepada yang lain: siapakah kamu, semoga Allah membalas kebaikanmu.
Yang di sebelah kanan menjawab: aku adalah shalat.
Yang di sebelah kiri menjawab: aku adalah zakat.
Yang di depan menjawab: aku adalah puasa.
Yang belakang menjawab: aku adalah haji dan umrah.
Yang di arah kaki menjawab: aku adalah kebajikan dari menyambungkan silaturrahim.
Kemudian wujud-wujud yang lain bertanya kepada wujud yang ada di atas
kepalanya: Siapakah kamu? Wajahmu paling baik di antara kami, paling
harum baunya, paling indah keadaannya.
Wujud itu menjawab: aku adalah wilayah kepada keluarga Muhammad saw.” (Bihar Anwar 6: 234)
Tentang keutamaan berpuasa di bulan Sya’ban disebutkan dalam suatu
riwaya t: “Barangsiapa yang berpuasa sembilan hari di bulan Sya’ban,
malaikat Munkar dan Nakir akan bersikap lembut saat bertanya kepadanya.”
(Tsawabul A’mal: 87)
Tentang keutamaan menghidupkan malam ke 23 bulan Ramadhan dan shalat
seratus rakaat di dalamnya, Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata antara
lain : “Melindunginya (orang yang melakukannya) dari ketakutan terhadap
Munkar dan Nakir, dan ia akan keluar dari kuburnya dengan cahayanya yang
menyinari penghuni kubur.” (Iqbalul A’mal: 214)
Disarikan dari kitab Manazilul Akhirah, Syeikh Abbas Al-Qumi.
Berikut Adalah Soal Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir Kepada Mayat / Mayit di Alam Kubur (Alam Barzah) :
1. Siapa Tuhanmu?
2. Siapa Nabimu?
3. Apa Agamamu?
4. Siapa Imammu?
5. Dimana Kiblatmu?
6. Siapa Saudaramu?
Berikut Ini Adalah Jawaban Atas Pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir :
1. Siapa Tuhanmu? Allah SWT
2. Siapa Nabimu? Muhammad SAW
3. Apa Agamamu? Islam
4. Siapa Imammu? Al-Quran
5. Dimana Kiblatmu? Ka’bah
6. Siapa Saudaramu? Muslimin dan Muslimat
C. KISAH PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR
1. Kisah pertama
Seorang yang shaleh dari penduduk Kufah berkata: Pada suatu malam aku
berada di masjid Jami’ Kufah. Pada malam itu turun hujan, lalu ada
rombongan jema’ah mengetuk salah satu pintu masjid, yaitu pintu Muslim
bin Aqil. Ternyata mereka membawa janazah, kemudian mereka membawanya
masuk, melalui pintu Muslim bin Aqil (as). Salah seorang dari mereka
nampak lelah lalu ia tertidur dan bermimpi, dalam mimpinya ia berkata
kepada yang lain: Apa yang kita lihat tentangnya, apakah kita bersamanya
terkena hisab atau tidak? Kemudian ia membuka wajah sang mayit, dan
berkata kepada temannya: Kita akan dikenai hisab, mari kita cepat
mengantarkannya sebelum kita terkena azabnya. Lalu ia terbangun dan
menceritakan mimpinya kepada teman-temanya.
Orang shaleh itu berkata: kemudian mereka membawa janazah itu melewati
kuburan suci, dan aku berkata : Allah-lah yang memiliki mutiara hikmah
orang yang berkata : Jika aku mati, kuburkan aku di samping Haidar
berdekatan dengannya aku akan termuliakan. Di dekatnya aku tidak takut
pada neraka dan tidak takut pada Munkar dan Nakir Tercelalah orang yang
berada di tempat perlindungan jika melepaskan tali onta di padang
gembala (Irsyadul Qulub: 440) Kisah ini juga dikutip oleh Allamah
Al-Majlisi.
2. Kisah kedua
Salah seorang guru besar, seorang peneliti Al-Bahbahani (ra) mengatakan:
Aku melihat Aba Abdillah Al-Husein (sa) dalam mimpiku, lalu aku
bertanya kepadanya: Ya Sayyidi wa Mawlaya, wahai Junjunganku dan
Penghuluku, apakah orang yang dimakamkan di dekatmu ditanyakan oleh
malaikat Munkar dan Nakir? Al-Husein (sa) menjawab: Malaikat siapa yang
berani bertanya kepadanya (Dar salam 2: 148).
3. Kisah ketiga
Kisah ini dikisahkan oleh Syeikh An-Nuri mengutip dari kitab yang tulis
oleh Sayyid Syamsuddin Muhammad bin Badi’ Ar-Ridhawi, salah seorang
pemimpin pelayanan kuburan Imam Ar-Ridha (sa). Kisahnya sebagai berikut :
Mir Muinuddin Asyraf, seorang pelayan yang baik di kuburan mulia Imam
Ar-Ridha (sa), berkata: Aku pernah bermimpi di salah satu kamar di
Raudhah ini, aku keluar dari Raudhah untuk memperbaharui wudhu’. Ketika
berjalan di dekat kuburan Mir Ali Syir, aku melihat rombongan orang
banyak menuju ke halaman kuburan mulia Imam Ar-Ridha (sa), di depan
mereka ada seseorang yang wajahnya bercahaya. Ketika mereka sampai di
halaman Rawdhah, beliau berkata kepada mereka: keluarkan mayit ini dari
kuburan ini, keluarkan orang kotor yang ada di kuburan ini, sambil
mengisyaratkan tangannya ke kuburan tertentu.
Ketika mereka hendak mengeluarkannya, aku bertanya kepada salah seorang
dari mereka: siapakah pemimpin itu? Ia menjawab: Dia adalah Ali bin Abi
Thalib (sa). Ketika kami hendak mengeluarkan mayit dari kuburan
tersebut, keluarlah Imam yang kedua belas dari Rawdhah itu. Beliau
menghadap kepada Imam Ali bin Thalib (sa). Setelah beliau mengucapkan
salam, dan Imam Ali (sa) menjawab salamnya, beliau berkata: Wahai
kakekku, aku mohon padamu agar memaafkannya, dan membiarkan ia di sini.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Tahukah kamu, dia adalah seorang yang fasik dan durjana, ia peminum khomer.
Beliau berkata: Benar, tapi ia berwasiat sebelum meninggal agar ia
dikuburkan di dekatku, Karena itu, aku mohon engkau memaafkannya. Imam
Ali (sa) berkata: Aku serahkan padamu kedurjanaannya. Kemudian Ali (sa)
pergi.
Lalu aku terbangun ketakutan, dan aku membangun sebagian pelayan kuburan
suci Imam Ar-Ridha. Kemudian aku pergi bersamanya ke kuburan tersebut.
Ternyata di situ ada kuburan baru, dan aku bertanya kepada temanku
tentang penghuninya. Ia berkata: penghuni kuburan baru ini adalah orang
Turki, baru dikuburkan kemarin. (Dar Salam 1: 267-268)
Syeikh Abbas Al-Qumi, penulis kitab Manazilul Akhirah dan kitab
Mafatihul, mengkisahkan: Kisah mulia dari Al-Hajj Ali Al-Baghdadi pernah
berjumpa dengan Imam Mahdi (aj), dan bertanya kepadanya: Benarkah orang
yang mengatakan bahwa orang yang berziarah kepada Al-Husein (sa) pada
malam Jum’at, ia akan memperoleh keamanan? Beliau menjawab: Demi Allah,
itu benar.
Aku (Ali Al-Baghdadi) bertanya lagi: wahai Junjungan kami, kami pernah
berziarah kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) pada tahun 1269, lalu kami
bertemu di Duruj (salah satu kota di Iran, dekat Burujard) dengan salah
seorang arab bagian timur, dari penduduk desa tenggara dari kota Najef
Al-Asyraf, lalu kami bertanya kepadanya : Bagaimana wilayah Ali Ar-Ridha
(sa)? Ia menjawab: makam Imam Ali Ar-Ridha (as) adalah surga, sampai
sekarang aku sudah lima belas hari, aku makan dari harta Junjunganku
Ar-Ridha (sa), bagaimana mungkin Malaikat Munkar dan Nakir berani
mendekat kepadaku di kuburan ini, sementara darah dan dagingku berasal
dari makanan Imam Ar-Ridha (sa) selama aku bertamu kepadanya.
Benarkah bahwa Ali bin Musa Ar-Ridha (sa) dapat menyelamatkan dia dari
Munkar dan Nakir? Imam Mahdi (aj) menjawab: Demi Allah, itu benar,
sungguh kakekku yang penjaminnya. (An-Najm Ats-Tsaqib oleh Syeikh
An-Nuri, jilid 2: 156)
MALAIKAT NAKIR
Nakir dalam Islam adalah malaikat yang menguji iman orang mati di
kuburan mereka, walaupun ada referensi tidak ditemukan dalam Quran.
Banyak Muslim percaya bahwa, setelah kematian, jiwa seseorang melewati
panggung bernama Barzakh, di mana ia ada di kuburan (bahkan jika tubuh
orang tersebut dihancurkan, jiwa masih akan beristirahat di bumi di
dekat tempat mereka kematian).
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir
dari jemaat pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Nakir dan
Munkar menopang jiwa almarhum tegak di kubur dan menanyakan tiga
pertanyaan: “Siapa Tuhanmu Siapa Nabimu Apa agamamu?”. Seorang mukmin
saleh akan merespon dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah
Allah, bahwa Muhammad adalah nabi mereka dan bahwa agama mereka adalah
Islam. Jika jawaban benar almarhum, waktu yang dihabiskan menunggu
kebangkitan yang menyenangkan. Mereka yang tidak menjawab seperti yang
dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.
A. WUJUD MALAIKAT NAKIR
Malaikat-malaikat digambarkan memiliki mata hitam solid, memiliki
rentang bahu diukur dalam mil, dan membawa palu “begitu besar, bahwa
jika semua umat manusia mencoba sekaligus untuk memindahkan mereka inci
tunggal, mereka akan gagal”. Ketika mereka berbicara, lidah-lidah api
berasal dari mulut mereka. Jika salah satu jawaban pertanyaan mereka
salah, ada yang dipukuli setiap hari, selain hari Jumat, sampai Allah
memberikan izin untuk pemukulan berhenti.
Muslim percaya bahwa seseorang benar akan menjawab pertanyaan tidak
dengan mengingat jawaban sebelum kematian (bandingkan dengan Kitab Mesir
Orang Mati) tetapi oleh iman dan perbuatan mereka seperti salat dan
syahadat.
B. PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR DALAM KUBUR
Dalam kitab Manazilul Akhirah, stasiun-stasiun perjalanan Akhirat,
disebutkan bahwa sakratul maut adalah stasiun yang pertama, dan alam
kubur adalah stasiun yang kedua. Di alam kubur terdapat tiga terjal yang
harus dilalui oleh manusia dalam perjalanannya menuju alam akhirat,
yaitu: Kesepian di alam kubur, siksaan dan himpitan kubur, dan ketiga
adalah pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Dan ini adalah bagian yang
terakhir dari jalan-jalan terjal yang harus dihadapi oleh manusia.
Selanjuntnya manusia akan memasuki stasiun yang ketiga yaitu alam
Barzakh.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata : “Barangsiapa yang mengingkari tiga
hal, ia bukan pengikutku: mi`raj Nabi saw, pertanyaan di alam kubur,
dan syafaat.” (Biharul Anwar 6: 222, hadis ke 23)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa pasti akan datang pada seorang
mayit dua malaikat yang menakutkan, suaranya seperti halilintar,
pandangan matanya seperti kilat petir yang menyambar. Mereka akan
bertanya kepada sang mayit: Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu, dan apa
agamamu? Mereka juga akan menanyakan tentang wilayah dan imamah,yakni
kepada siapa ia berwilayah dan berimam.
Pertanyaan-pertanyaan itu akan sangat sulit dijawab oleh seorang mayit,
dan untuk menjawabnya ia butuh pertolongan. (Al- Al-Bihar 6: 215)
Dua malaikat Munkar dan Nakir menanyakan mayit dalam dua keadaan:
1. Ketika mayit dibaringkan di kubur.
Yang utama saat membaringkan mayit, tangan kanan ditelakkan pada bahu kanan, dan tangan kirinya pada bahu kiri.
2. Sesudah mayit dikuburkan.
Disunnahkan bagi walinya atau keluarga terdekatnya sesudah para
pengantar meninggalkan kuburnya, mereka duduk di dekat kepalanya dan
mentalqin dengan suara yang agak keras, meletakkan kedua tangannya ke
kuburnya, dan mendekatkan mulutnya ke kuburnya. (Al-Faqih 1: 108) Hal
ini juga dapat diwakilkan kepada orang lain.
Dalam suatu riwayat dikatakan: Jika talqin itu dibacakan kepada sang
mayit, malaikat Munkar dan Nakir berkata : telah selesailah tugas kami,
karena telah ditalqinkan padanya hujjahnya (jawabannya). (Al-Faqih 1:
173)
Ketika putera Abu Dzar yaitu Dzar meninggal, Abu Zar duduk di atas
kuburnya, kemudian ia mengusapkan tangannya ke kuburnya, lalu ia
berkata:
“Semoga Allah menyangimu wahai Dzar. Demi Allah, jika kamu termasuk anak
yang berbakti kepadaku, engkau telah dipanggil oleh Tuhanmu dan aku
ridha padamu. Demi Allah, aku ridha atas kepergianmu dan ridha kepada
Yang Memanggilmu, aku tidak mengharap hajatku kepada selain Allah; kalau
sekiranya datang kepadamu hal yang menakutkan, aku bahagia sekiranya
Allah menggantikan keadaanmu padaku. Aku sedih kalau engkau memperoleh
kesedihan. Demi Allah, aku tidak menangisi kepergianmu, tetapi aku
menangisi apa yang akan terjadi padamu. Aduhai apa yang telah kukatakan?
Dan apa yang dikatakan padamu? Ya Allah, aku telah memberikan kepadanya
hakku yang Kau wajibkan atasnya, maka karuniakan kepadanya hak-Mu yang
Kau wajibkan atasnya, dan Engkau lebih berhak dariku untuk
mengkaruniakan kedermawanan dan kemuliaan.” (Al-Faqih 1: 185, hadis ke
558)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata : “Jika seorang mukmin dimasukkan ke
kuburnya, shalatnya berada di sebelah kanannya, zakatnya di sebelah
kirinya, kebajikannya menaunginya, dan kesabarannya di sisinya. Ketika
malaikat Munkar dan Nakir datang yang pertanyaannya ditakuti, maka
kesabarannya berkata pada shalatnya, zakat dan kebajikannya, akulah yang
akan mendampinginya jika kamu tidak mampu mengahapinya.” (Al-Kafi 2:
90, hadis ke 8)
Imam Ja’far Ash-Shadiq dan Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata : “Jika
seorang hamba yang mukmin meninggal, maka masuklah bersamannya ke
kuburnya enam wujud makhluk. Pada wujud makhluk itu nampaklah kebaikan
wajahnya, keindahan keadaannya, keharuman baunya dan kebersihan
bentuknya. Satu wujud berdiri di sebelah kanannya, satu wujud lagi
berdiri di sebelah kirinya, satu wujud lagi di belakangnya, dan wujud
yang lain di depannya, dan wujud yang paling baik berada di atas
kepalanya. Ketika wujud keburukan datang dari sebelah kanan, maka wujud
yang di sebelah kanan melindunginya dari arah kanan, demikian juga
wujud-wujud yang lain menyelamatkan dari enam arah.
Lalu wujud yang paling baik itu berkata kepada yang lain: siapakah kamu, semoga Allah membalas kebaikanmu.
Yang di sebelah kanan menjawab: aku adalah shalat.
Yang di sebelah kiri menjawab: aku adalah zakat.
Yang di depan menjawab: aku adalah puasa.
Yang belakang menjawab: aku adalah haji dan umrah.
Yang di arah kaki menjawab: aku adalah kebajikan dari menyambungkan silaturrahim.
Kemudian wujud-wujud yang lain bertanya kepada wujud yang ada di atas
kepalanya: Siapakah kamu? Wajahmu paling baik di antara kami, paling
harum baunya, paling indah keadaannya.
Wujud itu menjawab: aku adalah wilayah kepada keluarga Muhammad saw.” (Bihar Anwar 6: 234)
Tentang keutamaan berpuasa di bulan Sya’ban disebutkan dalam suatu
riwaya t: “Barangsiapa yang berpuasa sembilan hari di bulan Sya’ban,
malaikat Munkar dan Nakir akan bersikap lembut saat bertanya kepadanya.”
(Tsawabul A’mal: 87)
Tentang keutamaan menghidupkan malam ke 23 bulan Ramadhan dan shalat
seratus rakaat di dalamnya, Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata antara
lain : “Melindunginya (orang yang melakukannya) dari ketakutan terhadap
Munkar dan Nakir, dan ia akan keluar dari kuburnya dengan cahayanya yang
menyinari penghuni kubur.” (Iqbalul A’mal: 214)
Disarikan dari kitab Manazilul Akhirah, Syeikh Abbas Al-Qumi.
Berikut Adalah Soal Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir Kepada Mayat / Mayit di Alam Kubur (Alam Barzah) :
1. Siapa Tuhanmu?
2. Siapa Nabimu?
3. Apa Agamamu?
4. Siapa Imammu?
5. Dimana Kiblatmu?
6. Siapa Saudaramu?
Berikut Ini Adalah Jawaban Atas Pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir :
1. Siapa Tuhanmu? Allah SWT
2. Siapa Nabimu? Muhammad SAW
3. Apa Agamamu? Islam
4. Siapa Imammu? Al-Quran
5. Dimana Kiblatmu? Ka’bah
6. Siapa Saudaramu? Muslimin dan Muslimat
C. KISAH PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR
1. Kisah pertama
Seorang yang shaleh dari penduduk Kufah berkata: Pada suatu malam aku
berada di masjid Jami’ Kufah. Pada malam itu turun hujan, lalu ada
rombongan jema’ah mengetuk salah satu pintu masjid, yaitu pintu Muslim
bin Aqil. Ternyata mereka membawa janazah, kemudian mereka membawanya
masuk, melalui pintu Muslim bin Aqil (as). Salah seorang dari mereka
nampak lelah lalu ia tertidur dan bermimpi, dalam mimpinya ia berkata
kepada yang lain: Apa yang kita lihat tentangnya, apakah kita bersamanya
terkena hisab atau tidak? Kemudian ia membuka wajah sang mayit, dan
berkata kepada temannya: Kita akan dikenai hisab, mari kita cepat
mengantarkannya sebelum kita terkena azabnya. Lalu ia terbangun dan
menceritakan mimpinya kepada teman-temanya.
Orang shaleh itu berkata: kemudian mereka membawa janazah itu melewati
kuburan suci, dan aku berkata : Allah-lah yang memiliki mutiara hikmah
orang yang berkata : Jika aku mati, kuburkan aku di samping Haidar
berdekatan dengannya aku akan termuliakan. Di dekatnya aku tidak takut
pada neraka dan tidak takut pada Munkar dan Nakir Tercelalah orang yang
berada di tempat perlindungan jika melepaskan tali onta di padang
gembala (Irsyadul Qulub: 440) Kisah ini juga dikutip oleh Allamah
Al-Majlisi.
2. Kisah kedua
Salah seorang guru besar, seorang peneliti Al-Bahbahani (ra) mengatakan:
Aku melihat Aba Abdillah Al-Husein (sa) dalam mimpiku, lalu aku
bertanya kepadanya: Ya Sayyidi wa Mawlaya, wahai Junjunganku dan
Penghuluku, apakah orang yang dimakamkan di dekatmu ditanyakan oleh
malaikat Munkar dan Nakir? Al-Husein (sa) menjawab: Malaikat siapa yang
berani bertanya kepadanya (Dar salam 2: 148).
3. Kisah ketiga
Kisah ini dikisahkan oleh Syeikh An-Nuri mengutip dari kitab yang tulis
oleh Sayyid Syamsuddin Muhammad bin Badi’ Ar-Ridhawi, salah seorang
pemimpin pelayanan kuburan Imam Ar-Ridha (sa). Kisahnya sebagai berikut :
Mir Muinuddin Asyraf, seorang pelayan yang baik di kuburan mulia Imam
Ar-Ridha (sa), berkata: Aku pernah bermimpi di salah satu kamar di
Raudhah ini, aku keluar dari Raudhah untuk memperbaharui wudhu’. Ketika
berjalan di dekat kuburan Mir Ali Syir, aku melihat rombongan orang
banyak menuju ke halaman kuburan mulia Imam Ar-Ridha (sa), di depan
mereka ada seseorang yang wajahnya bercahaya. Ketika mereka sampai di
halaman Rawdhah, beliau berkata kepada mereka: keluarkan mayit ini dari
kuburan ini, keluarkan orang kotor yang ada di kuburan ini, sambil
mengisyaratkan tangannya ke kuburan tertentu.
Ketika mereka hendak mengeluarkannya, aku bertanya kepada salah seorang
dari mereka: siapakah pemimpin itu? Ia menjawab: Dia adalah Ali bin Abi
Thalib (sa). Ketika kami hendak mengeluarkan mayit dari kuburan
tersebut, keluarlah Imam yang kedua belas dari Rawdhah itu. Beliau
menghadap kepada Imam Ali bin Thalib (sa). Setelah beliau mengucapkan
salam, dan Imam Ali (sa) menjawab salamnya, beliau berkata: Wahai
kakekku, aku mohon padamu agar memaafkannya, dan membiarkan ia di sini.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Tahukah kamu, dia adalah seorang yang fasik dan durjana, ia peminum khomer.
Beliau berkata: Benar, tapi ia berwasiat sebelum meninggal agar ia
dikuburkan di dekatku, Karena itu, aku mohon engkau memaafkannya. Imam
Ali (sa) berkata: Aku serahkan padamu kedurjanaannya. Kemudian Ali (sa)
pergi.
Lalu aku terbangun ketakutan, dan aku membangun sebagian pelayan kuburan
suci Imam Ar-Ridha. Kemudian aku pergi bersamanya ke kuburan tersebut.
Ternyata di situ ada kuburan baru, dan aku bertanya kepada temanku
tentang penghuninya. Ia berkata: penghuni kuburan baru ini adalah orang
Turki, baru dikuburkan kemarin. (Dar Salam 1: 267-268)
Syeikh Abbas Al-Qumi, penulis kitab Manazilul Akhirah dan kitab
Mafatihul, mengkisahkan: Kisah mulia dari Al-Hajj Ali Al-Baghdadi pernah
berjumpa dengan Imam Mahdi (aj), dan bertanya kepadanya: Benarkah orang
yang mengatakan bahwa orang yang berziarah kepada Al-Husein (sa) pada
malam Jum’at, ia akan memperoleh keamanan? Beliau menjawab: Demi Allah,
itu benar.
Aku (Ali Al-Baghdadi) bertanya lagi: wahai Junjungan kami, kami pernah
berziarah kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) pada tahun 1269, lalu kami
bertemu di Duruj (salah satu kota di Iran, dekat Burujard) dengan salah
seorang arab bagian timur, dari penduduk desa tenggara dari kota Najef
Al-Asyraf, lalu kami bertanya kepadanya : Bagaimana wilayah Ali Ar-Ridha
(sa)? Ia menjawab: makam Imam Ali Ar-Ridha (as) adalah surga, sampai
sekarang aku sudah lima belas hari, aku makan dari harta Junjunganku
Ar-Ridha (sa), bagaimana mungkin Malaikat Munkar dan Nakir berani
mendekat kepadaku di kuburan ini, sementara darah dan dagingku berasal
dari makanan Imam Ar-Ridha (sa) selama aku bertamu kepadanya.
Benarkah bahwa Ali bin Musa Ar-Ridha (sa) dapat menyelamatkan dia dari
Munkar dan Nakir? Imam Mahdi (aj) menjawab: Demi Allah, itu benar,
sungguh kakekku yang penjaminnya. (An-Najm Ats-Tsaqib oleh Syeikh
An-Nuri, jilid 2: 156)
MALAIKAT RAQIB
A. PENGERTIAN DAN TUGAS MALAIKAT RAQIB
Raqib adalah nama malaikat yang menulis segala amalan kebaikan kita.
Malaikat Raqib biasanya bersama dikaitkan bersama malaikat Atid. Contoh
ketika kita melakukan salat,maka akan dicatat malaikat Raqib.
Sebenarnya tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Al Qur’an atau hadits
yang menyatakan bahwa nama malaikat ini bernama Raqib, hanya Kirâman
Kâtibîn saja yang disebutkan di dalam surah Qaaf, Al Infithaar dan
Az-Zukhruf.
Tugas utama Malaikat Raqib dari Allah cuma satu: mencatat kelakuan baik
serta kelakuan jahat kita. Mereka sangat jujur dan tak pernah bermaksiat
kepada Allah. Mencatat apa adanya. Baik ya baik, buruk tetap buruk.
Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan
apalagi menjatuhkan vonis sebagaimana intelijen kampung yang seringkali
bias atas nama kepentingan.
Mereka hanya menyetor data. Soal keputusannya, semata di tangan Allah SWT.
Malaikat Raqib bertugas hanya mencatat yang baik-baik saja dari kita,
sedang Malaikat ‘Atid sebaliknya, cuma mencatat yang buruk-buruk.
Keduanya dikenal sangat jujur, tulus dalam bertugas serta sungguh jauh
dari pamrih. Singgasana mereka di surga tetapi prajuritnya sungguh tak
terhitung.
Tak ada sepotong nyawa pun yang tidak memiliki buku stambuk dan buku
induk pencatatan amal kita. Semuanya serba lengkap dengan superkomputer
yang teramat canggih. Pada waktunya, kepada kita akan dipertunjukkan
catatan-catatan serta jejak rekam kita selama menjadi penghuni di alam
yang serba cepat ini.
Kini kalau kita berhitung secara jujur, manakah di antara dua malaikat
itu yang paling sering menuangkan catatannya untuk kita. Tampaknya tanpa
dikomando telunjuk ini akan mengarah kepada Malaikat ‘Atid. Kalau
dihitung-hitung pula, maka secara logika Malaikat ‘Atid akan jauh lebih
aktif membuat catatan dibanding Malaikat Raqib yang mungkin hanya
tersenyum dan geleng-geleng karena tak terlalu banyak amal yang bisa
dimasukkan dalam Buku Induk.
Tumpukan dosa-dosa akan terus menjadi daftar pertama Buku Induk Malaikat
‘Atid dalam setiap pergantian tahun karena Allah sudah menyediakan buku
baru bagi timbunan dosa yang tak terhitung ini. Kalau tidak karena
Allah Mahakuasa menjadikan Malaikai ‘Atid memiliki daya juang yang luar
biasa, boleh jadi beliau akan merasa bosan dan protes kepada anak Adam.
Tapi, begitulah tugas mulia kedua malaikat al-muqorrobin ini. Mereka
tidak pernah protes apalagi menyatakan keberatannya sebagaimana pernah
dilakukan Iblis.
B. SIFAT MALAIKAT RAQIB
Seperti halnya kita, malaikat juga memiliki sifat yang memiliki ciri
bagi mereka. Malaikat memiliki keistimewaan-keistimewaan yang merupakan
sifat-sifatnya sebagai berikut:
1. Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan dari cahaya (nur).
Rasulullah bersabda : “Malaikat itu diciptakan dari cahaya (nur), jin
diciptakan dari nyala api, dan Adam (manusia) diciptakan dari apa yang
telah diterangkan kepadamu (tanah liat).” (H.R. Muslim)
2. Malaikat adalah makhluk yang selalu patuh kepada Allah.
Allah berfirman: “… yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (Q.S At-Tahrim : 6 )
3. Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki, perempuan, juga tidak waria
4. Malaikat diberi kemampuan menjelma menjadi bentuk bermacam-macam atas seizin Allah
5. Malaikat sanggup melaksanakan tugas seberat apapun tanpa
mengeluh, bahkan selalu bertasbih kepada-Nya Firman Allah: “Dan
milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang
di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak
(pula) merasa letih. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak
henti-hentinya malam dan siang.” {Q.S Al-Anbiya’ :19-20}
6. Malaikat dapat menempuh jarak berapapun jauhnya dalam waktu yang singkat.
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa Malaikat Raqib memiliki sayap
dengan berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa
Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam yang mempunyai
enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu
mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat
melihat enam ratus sayap dan bagaimana pula cara beliau menghitungnya?
Padahal satu sayap saja dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits
tersebut shahih dan para ulama menshahihkan sanadnya maka kita tidak
membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk
memperlihatkan kepada Nabi-Nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki
jumlah bilangan yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta
langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada
yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan kekuasaan
Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi
pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan.
Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim
dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia.
Para malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang
diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Malaikat adalah makhluk ciptaan Allh Swt, diciptkan dari cahaya dan
senantiasa taat, patuh terhadap segala perintah Allah. Jumlah malaikat
banyak sekali. Namun ada sepuluh yang wajib kita ketahui, yakni malaikat
Jibril, Mikail, Izril, Israfil, Munkar, Nakir, Rakib, Atid, Malik dan
Ridwan.
Mereka tidak memiliki fisik seperti manusia tetapi atas izin Allah ia
dapat menyeupai manusia. Dengan mengimani malaikat-malaikat serta
memahami fungsi dan tugasnya, manusia harus berhati-hati bertindak dan
berucap dalam kehidupan sehari-hari, agar di kemudian hari akibat amal
perbuatan kita yang saleh yang dicatat oleh para malaikat akan
menempatkan kita ke dalam surga. Tetapi sebaliknya, Malaikat Izrail akan
mencabut nyawa manusia dengan keras jika amal perbuatan di dunia lebih
banyak jahatnya ketimbang perbutan baiknya.
C. DALIL & HADIST TENTANG MALAIKAT RAQIB
Sebagian ulama menjelaskan bahwa diantara malaikat ada yang benama Raqib
dan ‘Atid. Allah Ta’ala berfirman : “Maa yalfizhu min qaulin illaa
laday Hi raqiibun ‘atiidun” yang artinya ” Tidak suatu ucapan pun yang
diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”
(QS. Qaaf : 18)
Malaikat yang bertugas mencatat segala ucapan dan amal perbuatan buruk
manusia. Tentang keberadaan malaikat Raqib dan Atid ini diterangkan oleh
Allah SWT “ Tiada suatu yang diucapkan manusia, melainkan didekatnya
ada (yang mencatatnya, yakni) Raqib dan Atid.” (QS. Qaf : 18).
Namun demikian pendapat ini tidak benar, wallaHu a’lam. Keduanya hanya
sifat bagi dua malaikat yang mencatat perbuatan hamba. Makna Raqib dan
‘Atid ialah dua malaikat yang hadir, menyaksikan di dekat hamba, bukan
dua nama dari dua malaikat (al Bidaayah wan Nihaayah I/35-49)
Dari Anas r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah telah
menugaskan dua Malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau
dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu di sebelah kanannya dan yang
satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati – maka
Tuhan perintahkan kedua Malaikat itu dengan firman-Nya: “Hendaklah kamu
berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap
tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kamu
menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (Abu al-Syeikh dan Tabarani)
Dalam hadits shahih yang lain Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam
bersabda : “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan
Adam diciptakan dari apa yang telah diciptakan kepada kalian” (HR.
Muslim no. 2996, dari ‘Aisyah radhiyallaHu ‘anHa)
D. HIKMAH BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Sebagai salah satu rukun iman, keyakinan adanya malaikat memiliki hikmah, diantaranya:
a. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di
banding makhluk lainya termasuk para malaikat, namun ibadah dan
kesyukuran yang ditampilkan manusia tidak sebanding dengan ibadah dan
kesyukuran yang ditunjukan oleh para malaikat. Dengan iman kepada para
malaikat dan mengenali mereka secara benar, manusia akan sadar akan
kelemahan dan kedurhakaanya kepada Allah swt
b. Manusia akan senantiasa merasa diawasi oleh Allah, sehingga
tidak akan sewenang-wenang berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan
tuntunan ajaran agama.
c. Senantiasa berusaha mengadakan hubungan dengan para malaikat
dengan jalan mensucikan jiwa dan meningkatkan ibadah kepada Allah, sebab
seorang akan sangat beruntung apabila termasuk golongan yang sering
didoakan oleh para malaikat tidak pernah ditolak Tuhan.
d. Untuk menambah ketakwaan kepada Allah, sebab segala perbuatan
dan tindak-tanduk yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan
Allah.
MALAIKAT ‘ATID
A. DEFNISI MALAIKAT ATID
Malaikat ‘Atid adalah nama malaikat yang bertugas untuk menulis segala
amalan keburukan kita. Malaikat Atid biasanya bersama dikaitkan bersama
dengan malaikat Raqib.
Sebenarnya tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Al Qur’an atau hadits
yang menyatakan bahwa nama malaikat ini bernama Atid, hanya Kirâman
Kâtibîn saja yang disebutkan di dalam surah Qaaf, Al Infithaar dan
Az-Zukhruf.
Malaikat ‘Atid adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada
perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak
bahasa arab yang artinya kekuatan.
Yang pasti semua manusia ingin bertemu dengan malaikat izrail yang
mencabut nyawa kita dengan lemah lembut tanpa rasa sakit, malaikat
munkar dan nakir dengan penampakan yang baik serta lemah lembut dalam
menginterogasi kita, malaikat rakib yang memiliki catatan amal baik kita
yang tebal, malaikat atid yang hanya memiliki beberapa catatan buruk
kita dan malaikat ridwan yang mempersilahkan masuk ke dalam surga yang
kekal dan abadi.
Malaikat Atid adalah makhluq Allah yang dijadikan daripada cahaya .
Mereka pandai bersalin rupa dan dapat memotong perjalanan yang jauh
dalam satu detik saja .
Sesungguhnya arti Malaikat adalah yang memiliki pekerjaan tertentu pada
masing-masing bagiannya . Dan malaikat ini Tuhan jadikan tidak sedikit
jumlahnya , lebih banyak malaikat dari pada manusia .
Coba saja kita bayangkan , tiap-tiap orang ada 2 malaikat yaitu Raqib
dan ‘Atid yang mana masing-masing di tugaskan pada pekerjaan tertentu .
Raqib mempunyai tugas menulis amal dan perkataan manusia yang mengandung kebaikan .
Sedangkan ‘Atid bertugas menulis amal dan perkataan manusia yang mengandung keburukan .
Malaikat itu bisa berganti rupa , tegasnya bisa berupa manusia . Nabi
Muhammad s.a.w sering kedatangan Jibril membawa wahyu dengan rupanya
seperti orang laki-laki muda dan tampan .
Malaikat itu Tuhan ciptakan tidak mempunyai ibu dan bapak . Tidak makan
tidak minum , tidak tidur tidak lupa dan tidak merasa letih . Mereka
bukan jenis laki-laki dan bukan jenis perempuan dan juga bukan banci .
Mereka tidak mempunyai nafsu syahwat atau birahi namun demikian mereka
taat akan perintah Allah , tidak berani melanggarnya atau melalaikan
tugasnya
Seperti firman Allah didalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 sebagai
berikut : ” Hai orang-orang beriman , peliharalah dirimu dan keluargamu
akan api neraka , yang mana bara apinya terdiri dari manusia dan
batu-batu . Di sana ada malaikat-malaikat yang kejam dan bengis , mereka
tidak melawan perintah Allah dan mereka kerjakan apa yang diperintah .”
Pernah Nabi kita Muhammad s.a.w ketika Mi’raj melintasi langit-langit
dari langit pertama sampai langit ketujuh . Sebagaimana sedikit
pembahasan nya tentang Mi’raj ini pada postingan terdahulu Dimanakah
Berada Ruh-Ruh Orang Yang Sudah Mati , Dimana Nabi Muhammad s.a.w yang
ditemani malaikat Jibril , melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah
para malaikat dan tak lain pekerjaan mereka itu , kata Nabi adalah
bertahmid dan bertasbih kepada Allah SWT dengan macam-macam pujian dan
sanjungan kepada Tuhan dengan irama lagu yang sangat merdu .
Demikian pula Nabi melihat di ‘Arsy Allah , tidak lain penghuninya
adalah malaikat . Kemudian ‘Arsy Allah itu dipegang atau ditanggung oleh
delapan orang malaikat .
Sebagaimana diterangkan dalam surah Al-Haaqqah ayat 17 :
” Dan malaikat berada di penjuru langit , dan yang membawa ‘Arsy Tuhanmu pada hari itu adalah delapan orang malaikat .”
Dan malaikat-malaikat itu mempunyai kekuatan yang luar biasa , di mana
ketika Tuhan akan menyiksa umat Nabi Luth a.s yang sudah melewati batas
yaitu mereka sudah menjadi suka melakukan homosex sesama laki-laki ,
yaitu penduduk negeri Sadum dan Gamurah . Bukan seorang dua orang ,
hampir rata-rata semua laki-laki melakukan demikian . Maka tatkala
diberi nasihat oleh Nabi Luth a.s mereka tidak ambil perduli .
Akhirnya Tuhan binasakan penduduknya dengan diangkat bumi negeri itu
dengan kedua tangan malaikat ke udara yang sangat tinggi kemudian
dibalikkan ke bawah , seperti orang membalikkan tetampah , maka
berpelantingan rumah-rumah dan manusia yang sedang tidur melayang jatuh
terhempas ke bawah , hancur lebur bagaikan kaca jatuh di batu . Demikian
kekuatan tenaga malaikat .
Malaikat Atid dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau
nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang
muslim dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan
terus menggona manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di
neraka.
Malaikat Atid tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin.
Jin yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang
dilarang oleh Tuhan Allah SWT. Malaikat adalah makhluk yang baik dan
tidak akan mencelakakan manusia selama berbuat kebajikan, sedangkan
syetan dan iblik akan selalu mencelakakan manusia hingga hari akhir.
B. HADIST TENTANG MALAIKAT ATID
Dari Abu Umamah r.a., dari Nabi s.a.w. sabdanya: Malaikat yang di
sebelah kanan (yang menjadi penulis kebaikan) ialah ketua kepada yang di
sebelah kiri; maka apabila seseorang melakukan sesuatu kebaikan,
dituliskan baginya kebaikan itu menjadi sama dengan sepuluh kebaikan
yang tersebut dan apabila ia melakukan sesuatu kejahatan, lalu Malaikat
yang di sebelah kiri hendak menulisnya, berkatalah Malaikat yang di
sebelah kanan tunggu dahulu; lalu ia menunggu selama enam atau tujuh
jam; kemudian jika orang itu beristighfar dari perbuatan jahat itu,
tidaklah dituliskan sesuatu pun; dan jika ia tidak meminta ampun kepada
Allah Taala, dituliskan baginya satu kejahatan saja.” (Tabarani dan Ibn
Marduwiah)
Dalam Hadis ini diterangkan beberapa perkara mengenai kedua Malaikat itu :
1. Satu berada di sebelah kanan dan yang satu lagi di sebelah kiri setiap orang manusia.
2. Yang di sebelah kanan ialah yang menulis amal kebaikan dan
menjadi ketua kepada yang di sebelah kiri, yang menulis amal jahat.
3. Tiap-tiap satu kebajikan ditulis dengan sepuluh kebajikan, dan tiap-tiap satu kejahatan ditulis satu kejahatan sahaja.
4. Amal jahat tidak ditulis melainkan setelah diberi tempoh enam
atau tujuh jam – dengan arahan dari Malaikat sebelah kanan.
5. Sekiranya orang yang melakukan kejahatan itu beristighfar
memohon ampun dari Allah Taala dalam tempoh yang tersebut, maka
kejahatan itu tidak ditulis.
Allah s.w.t Maha Mengetahui akan segala yang lahir
dan yang tersembunyi, tetapi bagi melahirkan kebesaran kerajaan-Nya dan
keadilan pemerintahan-Nya maka segala apa jua yang dilakukan oleh setiap
manusia – sama ada yang baik atau yang buruk – diperintahkan menulisnya
dalam surat amalnya oleh dua Malaikat yang ditugaskan khas mengenainya
supaya dapat dilihat dan dibaca oleh orang itu sendiri pada hari akhirat
kelak.
Kedua-dua Malaikat yang tersebut – sebagaimana yang diterangkan
dalam hadis ini – tidak bercerai daripada orang itu walau sesudah ia
meninggal dunia.
Mereka diperintahkan tinggal tetap di kuburnya bertasbih,
bertahmid dan bertakbir hingga ke hari qiamat dan pahala zikir mereka
yang tersebut ditulis oleh mereka dalam surat amal orang itu. Sebaliknya
jika ia kafir, maka mereka melaknatnya hingga ke hari qiamat.
C. KISAH MALAIKAT ATID
Yunus bin Ubaid dari Al-Hasan berkata bahawa Rasulullah s.a.w. telah
bersabda, “Setiap anak Adam itu akan dijaga oleh dua orang malaikat, dan
malaikat yang sebelah kanan itu lebih berkuasa dari yang disebelah
kiri”.
Kalau seseorang anak Adam itu membuat dosa maka malaikat yang disebelah
kiri akan bertanya kepada malaikat yang disebelah kanan, “Apakah yang
harus aku catat ?” Maka berkata malaikat yang sebelah kanan, “Jangan
kamu catat dosanya sehingga ia melakukan 5 dosa”. Kemudian bertanya
malaikat yang disebelah kiri lagi, “Kalau dia telah melakukan 5 dosa,
apakah yang harus aku catatkan ?”.
Berkata malaikat yang sebelah kanan, “Biarkan sehingga dia membuat
kebaikan, sebab kami telah diberitahu bahawa satu hasanat kebaikan dapat
sepuluh kali ganda. Oleh itu, kita hapuskan 5 sebagai imbangan dari
dosa yang 5 dan kami catatkan hanya 5 hasanat.”
Apabila syaitan mendengar yang demikian, maka dia pun menjeritlah sambil
berkata, “Kalau macam ini bilakah aku dapat menjerumuskan anak Adam”.
Hadis Abu Hurairah r.a katanya : Rasulullah s.a.w bersabda: Allah s.w.t
berfirman kepada Malaikat pencatat amalan : “ Apabila hambaKu berniat
ingin melakukan kejahatan, maka jangan lagi kamu menulisnya sebagai
amalan kejahatan. Apabila dia melakukannya barulah kamu menulisnya
sebagai satu amalan kejahatan. Jika hambaKu berniat ingin melakukan
kebaikan, tetapi dia tidak lagi melakukannya, maka catatkanlah sebagai
satu amalan kebaikan. Jika dia melakukannya maka catatkanlah kebaikan
itu sepuluh kali ganda ”.
MALAIKAT MALIK
Maalik adalah panggilan malaikat yang memimpin para Malaikat Zabaniah
di neraka. Malaikat Malik biasanya bersama dikaitkan bersama malaikat
Ridwan.
Maalik dalam Bahasa Arab berarti ‘orang yg empunya’; ‘orang yg memiliki’; ‘tuan’; ‘raja’.
Sedangkan Allah memiliki julukan Maalik pula, tepatnya adalah:
1. Al-Malik = Raja segala Raja;
2. Malik al-Jabar = Raja Yang Mahakuasa;
3. Malik al-Muluk = Penguasa segala Penguasa.
Penggunaan kalimat Malik terhadap pemimpin Zabaniah hampir senada dengan
penggunaan Aziz dalam kisah Yusuf, hanya sebagai panggilan kehormatan
atas kepemimpinan mereka.
Terdapat 19 penjaga neraka jahanam yang pemimpinya adalah Malik. Sebagaimana firman Allah tentang Neraka Saqar
“ Tahukah kamu apa Saqor itu? Saqor itu tidak meninggalkan dan
membiarkan. (Neraka Saqor) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada
sembilan belas (Zabaniah). Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu
melainkan malaikat. (Al-Muddassir : 27-30)
“ Malikat Malik ‘Alaihissalam mematuhi segala perintah Allah seperti
dalam firman-Nya tentang permintaan penghuni Neraka kepada Malaikat
Malik
Mereka berseru, “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia
menjawab, “kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Az-Zukhruf :77)
A. WUJUD MALAIKAT MALIK
Malaikat Malik mempunya tangan dan kaki yang bilangannya sama dengan
jumlah ahli neraka. Setiap kaki dan tangan itu bisa berdiri dan duduk,
serta dapat membelenggu dan merantai setiap orang yang dikehendakinya.
Menurut kisah, karena Malik memiliki wujudnya yang sangat menyeramkan,
ketika Malik melihat kearah Neraka maka sebagian api memakan api yang
lain karena rasa takutnya kepada Malik.
Dikatakan pula bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
naik ke Sidrat al-Muntaha, ia bertemu dengan Malik yang kemudian
menunjukkan pandangan sekilas tentang penderitaan di Neraka. Sejak saat
itu pula Malaikat Malik tidak pernah tersenyum. Memiliki tubuh yang
sangat besar, wajahnya menampakkan kemarahan, terlihat amat menakutkan,
sangat kejam, tidak kenal kompromi, di antara kedua matanya terdapat
pusat syaraf yang seandainya ia menatap bumi pasti orang-orang yang ada
didalamnya mati tiada tersisa.
B. KISAH MALAIKAT MALIK DENGAN NERAKA
Mansur bin Amar berkata: Telah sampai kepadaku riwayat bahwa malaikat
Malik ditugaskan menjaga api neraka itu memiliki tangan yang banyak
sekali sebanyak jumlah penghuni neraka, setiap kali malaikat Malik
menyiksa ada tangan yang mendirikan dan mendudukkan dan mengikat
penghuni neraka dengan rantai. Kalau malaikat Malik memandang ke neraka
maka penghuni neraka akan memakan sesama mereka karena takutnya mereka
kepada malaikat Malik.
Huruf “Al-Basmalah” itu ada sembilan belas dan huruf pada “Az-Zabaniyah”
itu juga ada sembilan belas. Mereka dinamakan demikian itu (Zabaniyah)
karena mereka itu bisa bekerja dengan kaki mereka seperti mereka bekerja
dengan tangan mereka. Satu malaikat Zabaniyah bisa mengambil 10.000
orang kafir dengan satu tangan begitu juga dengan tangan yang lagi satu,
10.000 dengan salah satu kakinya yang dua. Malaikat Zabaniyah bisa
menyiksa 40.000 orang kafir serentak dengan kekuatan dan kedahsyatan.
Malaikat Malik adalah penjaga neraka dan yang 18 juga sepertinya, mereka
adalah pemimpin malaikat dan di bawah tiap-tiap pemimpin itu ada
penjaganya yang mana jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mata mereka
laksana kilat yang menyambar, gigi mereka seperti putihnya tanduk sapi,
bibir mereka menyentuh tapak kaki, mulut mereka mengeluarkan api. Antara
dua bahu segala malaikat jauh perjalanan selama setahun.
Allah telah menciptakan mereka tanpa ada sedikitpun rasa kasih sayang
dan salah satu malaikat terun ke dalam lautan api selama 40 tahun,
tetapi api tidak langsung membahayakan mereka karena cahaya itu lebih
kuat dari api yang panas.
Malaikat Malik berkata: “Lemparkanlah mereka ke dalam neraka!”.
Ketika malaikat Zabaniyah melemparkan orang-orang yang berbuat dosa ke
dalam neraka, maka mereka semua berkata: “Laa ilaha illallah!”
Api tidak dapat membakar mereka, malaikat Malik berkata: “Wahai api, tidakkah kamu membakar mereka?”
Api berkata: “Wahai Malik, bagaimana aku ingin membakar mereka sedangkan mereka menyebut” Laa ilaha illallah! ”
Malaikat malik berkata: “Ya, begitulah Allah, tuhan pemilik Arasy yang agung telah memerintahkan.”
Kemudian api pun membakar tubuh mereka sampai kedua telapak kakinya, ada
yang dibakar sampai ke lututnya, ada yang dibakar sampai pusarnya dan
ada sampai ke tengkoraknya. Bila api hendak membakar muka mereka maka
malaikat Malik berkata kepada api: “Wahai api, janganlah kamu bakar muka
mereka karena mereka pernah sujud kepada Allah dan janganlah kamu bakar
hati mereka karena mereka pernah berdahaga dari beratnya puasa dalam
bulan Ramadhan.”
C. SIFAT API NERAKA DAN AHLINYA
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a.
berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Api neraka telah dinyalakan selama
seribu tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga
putih, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga gelap bagaikan malam
yang kelam.”
Diriwayatkan bahawa Yazid bin Martsad selalu menangis sehingga
tidak pernah kering air matanya dan ketika ditanya, maka dijawabnya:
Andaikata Allah s.w.t. mengancam akan memanjarakan aku didalam bilik
mandi selama seribu tahun. nescaya sudah selayaknya air mataku tidak
berhenti maka bagaimana sedang kini telah mengancam akan memasukkan aku
dalam api neraka yang telah dinyalakan selama tiga ribu tahu.”
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari mujahid berkata:
“Sesungguhnya dijahannam ada beberapa perigi berisi ular-ular sebesar
leher unta dan kala sebesar kaldai, maka larilah orang-orang ahli neraka
keular itu, maka bila tersentuh oleh bibirnya langsung terkelupas
rambut, kulit dan kuku dan mereka tidak dapat selamat dari gigitan itu
kecuali jika lari kedalam neraka.”
Abdullah bin Jubair meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w.
bersabda: “Bahawa didalam neraka ada ular-ular sebesar leher unta, jika
menggigit maka rasa redih bisanya tetap terasa hingga empat puluh tahun.
Juga didalam neraka ada kala sebesar kaldai, jika menggigit maka akan
terasa pedih bisanya selama empat puluh tahun.”
Al-a’masy dari Yasid bin Wahab dari Ibn Mas’ud berkata:
“Sesungguhnya apimu ini sebahagian dari tujuh puluh bagian dari api
neraka, dan andaikan tidak didinginkan dalam laut dua kali nescaya kamu
tidak dapat mempergunakannya.”
Mujahid berkata: “Sesungguhnya apimu ini berlindung kepada Allah
s.w.t. dari neraka jahannam.” Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya
seringan-ringan siksa ahli neraka iaitu seorang yang berkasutkan dari
api nerka, dan dapat mendidihkan otaknya, seolah-olah ditelinganya ada
api, dan giginya berapi dan dibibirnya ada wap api, dan keluar ususnya
dari bawah kakinya, bahkan ia merasa bahawa dialah yang terberat
siksanya dari semua ahli neraka, padahal ia sangat ringan siksanya dari
semua ahli neraka.”
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr r.a.
berkata: “Orang-orang neraka memanggil Malaikat Malik tetapi tidak
dijawab selama empat puluh tahun, kemudian dijawabnya: “Bahawa kamu
tetap tinggal dalam neraka.” Kemudian mereka berdoa (memanggil) Tuhan:
“Ya Tuhan, keluarkanlah kami dari neraka ini, maka bila kami mengulangi
perbuatan-perbuatan kami yang lalu itu bererti kami zalim.” Maka tidak
dijawab selama umur dunia ini dua kali, kemudian dijawab: “Hina dinalah
kamu didalam neraka dan jangan berkata-kata.”
Demi Allah setelah itu tidak ada yang dapat berkata-kata walau
satu kalimah, sedang yang terdengar hanya nafas keluhan dan tangis
rintihan yang suara mereka hampir menyamai suara himar (kaldai).
Qatadah berkata: “Hai kaumku, apakah kamu merasa bahawa itu pasti
akan terkena pada dirimu, atau kamu merasa akan kuat menghadapinya. Hai
kaumku, taatlah kepada Allah s.w.t. itu jauh lebih ringan bagi kamu
kerana itu, taatilah sebab ahli neraka itu kelak akan mengeluh selama
seribu tahun tetapi tidak berguna bagi mereka, lalu mereka berkata:
“Dahulu ketika kami didunia, bila kami sabar lambat laun mendapat
keringanan dan kelapangan, maka mereka lalu bersabar seribu tahun, dan
tetap siksa mereka tidak diringankan sehingga mereka berkata: Ajazi’na
am sobarna malana min mahish (Yang bermaksud) Apakah kami mengeluh atau
sabar, tidak dapat mengelakkan siksa ini.Lalu
minta hujan selama seribu tahun sangat haus dan panas neraka maka
mereka berdoa selama seribu tahun, maka Allah s.w.t. berkata kepada
Jibril: “Apakah yang mereka minta?”. Jawab Jibril: “Engkau lebih
mengetahui, ya Allah, mereka minta hujan.” Maka nampak pada mereka awan
merah sehingga mereka mengira akan turun hujan, maka dikirim kepada
mereka kala-kala sebesar kaldai, yang menggigit mereka dan terasa pedih
gigitan itu selama seribu tahun. Kemudian mereka minta kepada Allah
s.w.t. selama seribu tahun untuk diturunkan hujan, maka nampak mereka
awan yang hitam, mereka mengira bahawa itu akan hujan, tiba-tiba turun
kepada mereka ular-ular sebesar leher unta, yang menggigit mereka dan
gigitan itu terasa pedihnya hingga seribu tahun, dan inilah ertinya:
Zidnahum adzaba fauqal adzabi. (Yang bermaksud) Kami tambahkan kepada
mereka siksa diatas siksa.
Kerana mereka dahulu telah kafir, tidak percaya dan melanggar
tuntutan Allah s.w.t., kerana itulah maka siapa yang ingin selamat dari
siksaan Allah s.w.t. harus sabar sementara atas segala penderitaan dunia
didalam mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah s.w.t. dan
menahan syahwat hawa nafsu sebab syurga neraka diliputi syahwat-syahwat.
MALAIKAT RIDWAN
A. PENGERTIAN MALAIKAT RIDWAN
Malaikat Ridwan adalah mahluk yang selalu patuh dan setia kepada Allah
SWT. Mereka tidak pernah menentang setiap perintah Allah, kapan saja di
perintah-Nya. Setiap perintah Allah selalu mereka (Malaikat) kerjakan
dengan baik. Diantara Malaikat-Malaikat ada yang disebut Malaikat
Muqarrobin ( yaitu Malaikat yang amat dekat hubungannya dengan Allah ).
Malaikat tidak pernah durhaka kepada Allah SWT. Oleh karena itu, para
Malaikat disebut juga mahluk suci.
Ridwan (Bahasa Arab: رضوان) adalah nama malaikat yang menjaga pintu
surga, walaupun tidak ada keterangan di dalam Al Qur’an dan hadits
shahih yang menerangkan secara jelas namanya. Terkadang namanya
diucapkan sebagai “Rizvan” oleh orang Persia, Urdu, Pashto, Tajik,
Punjabi, Kashmir dan bahasa lainnya yang terpengaruh oleh bahasa Persia.
Sementara di Perancis disebut sebagai “Redouane”. Sekarang nama ini
digunakan sebagai nama maskulin oleh orang Arab atau orang yang beragama
Islam. Malaikat Ridwan biasanya bersama dikaitkan bersama Malik.
B. TUGAS MALAIKAT RIDWAN
Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Syurga dengan penampilan yang sangat menyenangkan para penghuni Syurga.
.
C. HADIST TENTANG MALAIKAT RIDWAN
Ada empat hadits yang menyebutkan bahwa nama malaikat penjaga surga
adalah Ridwan. Akan tetapi semua hadits tersebut adalah hadits yang
sangat lemah dan tidak bisa saling menguatkan. Berikut uraiannya:
1. Hadits Ubai bin Ka’ab
Diriwayatkan oleh Al-Qadhai dalam Musnad Asy-Syihab (1036) dari jalan
Mukhallad bin Abdil Wahid dari Ali bin Zaid bin Jud’an dan Atha` bin Abi
Maimunah dari Zirr bin Hubaisy dari Ubai secara marfu’, “Tidak ada
seorang muslim pun yang membaca Yasin sedang dia berada dalam sakaratul
maut, maka tidaklah malaikat maut mencabut nyawanya sampai Ridwan
penjaga surga memberinya minuman.”
Di dalam sanadnya ada Ali bin Zaid bin Jud’an yang sudah masyhur sebagai
rawi yang lemah. Ditambah lagi dengan adanya Mukhallad bin Abdil Wahid,
yang Ibnu Hibban berkata tentangnya -dalam Al-Majruhin (1096),
“Mungkarul hadits jiddan (orang yang sangat mungkar haditsnya).”
2. Hadits Abdullah bin Abbas.
Diriwayatkan oleh Abu Asy-Syaikh dalam kitab Ats-Tsawab dan Al-Baihaqi
dalam Syuab Al-Iman tentang kisah berhiasnya surga setiap memasuki
ramadhan, dan di dalamnya tersebut: “Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Wahai Ridwan, bukalah pintu-pintu surga.”
Hadits ini datang dari jalan Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas secara marfu’.
Haditsnya lemah karena Adh-Dhahhak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.
3. Hadits Abdullah bin Abi Aufa.
Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Lalu saya berkata (di dalam surga), “Wahai Ridwan, punya siapa istana ini?”
As-Suyuthi menyatakan dalam Al-Jami’ Al-Kabir -sebagaimana dalam Kunzul
Ummal-, “Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan Ibnu Asakir dari Abdullah
bin Abi Aufa, sedang di dalam sanadnya ada Abdurrahman bin Muhammad
Al-Maharibi dan Ammar bin Saif, keduanya sering meriwayatkan
hadits-hadits yang mungkar.” Lihat Mizan Al-I’tidal (2/585) dan (3/165)
4. Hadits Anas bin Malik.
Diriwayatkan oleh Al-Uqaili dalam Adh-Dhuafa (1/313) dari jalan Hamzah
bin Washil Al-Minqari dari Qatadah dari Anas secara marfu’ dengan
lafazh, “Rabbul Izzah -Tabaraka wa Ta’ala- memanggil Ridhwan -dan dia
adalah penjaga surga-.”
Al-Uqaili berkata setelahnya, “Hamzah bin Washil Al-Minqari, seorang
dari Bashrah, majhul dalam periwayatan dan haditsnya tidak terjaga.”
D. WUJUD MALAIKAT RIDWAN
Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur’an ada yang
memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi : “
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan)
yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1) ”
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata
manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam
yang diberi bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang
asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat
wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali. Yaitu wujud asli malikat
Jibril .
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka
sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam,
ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para
malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri
berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat
mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka
dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi.
Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
E. KISAH NABI IDRIS MELIHAT SYURGA
Setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu
kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau
membawa saya melihat surga dan neraka?”
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael.
Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrael.
“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi
mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris
menjelaskan alasannya.
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah.
Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah
lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang
mulia itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena
terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi
Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat
indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi
Idris beulang-ulang.
Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di
pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan
perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon
buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka
adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat
tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrael.
Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat
dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia
amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa
enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu.
“Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap
syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk
kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah
terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.
“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal
ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para
Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Izrael.
“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah
mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris
menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian.
Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.
Firman Allah: “Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya
ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke
langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad
kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah
tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta
Surat Maryam ayat 56 dan 57.
Moga artikel ini menambah waawasan anda dan dapat menambag keimanan kita semua
Amiin
Wassalamu alaikum