HARRY POTTAnak-Yang-Bertahan-Hidup” adalah julukan bagi Harry. Anak dari pasangan James Potter dan Lily Evant ini mendapat julukan itu sejak bayi. Tepatnya ketika dia selamat dari kutukan kematian “Kau-Tau-Siapa”. Ya, Lord Voldemort, Pangeran Kegelapan itu, sudah lama mengincar si bayi Potter karena adanya ramalan bahwa dirinya kelak akan mati di tangan seorang anak dengan ciri-ciri sama dengan Harry Potter. Namun keajaiban terjadi. Kutukan kematian yang ditujukan kepada bayi itu tiba-tiba berbalik ke arah dirinya, hingga melepas jiwa sang pangeran kegelapan dan menghancurkan tubuhnya. Jiwa Lord Voldemort tetap hidup kesana kemari tanpa pijakan tubuh. Hingga akhirnya berhasil dibangkitkan kembali, meskipun dengan tubuh yang kurang sempurna, saat Harry Potter menjelang dewasa. Perburuan Sang Pangeran Kegelapan terhadap Harry Potter pun terus berlanjut.
Inilah latar belakang dari perjalanan
panjang penuh tantangan dan ancaman kematian yang dialami Harry Potter. Bocah penyihir
yang melegenda karena dianggap satu-satunya orang yang dapat membunuh Lord
Voldemort. Di sinilah sebenarnya cerita besar itu dimulai. Cerita legendaris
dari dunia antah-berantah.
Tentu saja cerita di atas tidak pernah
benar-benar ada. Itu semua merupakan buah dari liarnya imajinasi J.K. Rowling,
sang penulis novel yang jenius. Dunia yang diciptakannya nyaris sama sekali
baru. Dia berhasil menciptakan dunia dengan kehidupan yang begitu kompleks. Penuh
dengan kejaiban, misteri, tapi tetap membuatnya seolah natural, dengan adanya rutinitas
yang rasional dan karakter-karakter tokohnya yang kuat.
Sulit sekali untuk tidak menyukai novel 7 seri
ini, bahkan bagi orang yang kurang gemar membaca buku. Dari naskah aslinya yang
berbahasa Inggris, kini telah diterjemahkan ke lebih dari 63 bahasa. Ratusan
juta kopi buku telah terjual. Ini kesuksesan luar biasa dalam sejarah. Jelas buku
ini akan melegenda di masa yang akan datang.
Kunci dari keberhasilan buku ini tentu
saja karena kekuatan bahasanya dalam menciptakan kesan dan kemampuannya
memuaskan pembaca. Penyajian konflik yang klimaks menjadikan pembaca merasa
hasratnya terpenuhi. Alurnya tertata rapi dan mudah untuk menghubungkan satu
kejadian dengan kejadian lainnya, meskipun pada awalnya nyaris semua kejadian
tersebut sangat misterius. Ending yang tidak tertebak membuat pembaca “geleng
kepala” saat selesai membaca.
Yang menjadi daya tarik buku ini pula
adalah kemampuan penulis mendeskripsikan dunia fiksi yang diciptakannya dengan lugas
dan jelas sehingga mudah diimajinasikan. Karakter tokohnya pun mudah dikenali
dengan karakter dan bentuk fisik yang khas. Jadi, pembaca tidak perlu pusing
seperti ketika membaca The Song of Ice and Fire (Game of Thrones) dengan begitu
banyaknya tokoh di segala penjuru Seven Kingdom.
Dari tujuh seri yang sudah diterbitkan,
sangat sulit untuk memilih yang terbaik. Itu semua karena konsistensi performa
penulis yang brilian. Untuk kesuksesan besar ini, kita patut memberikan standing
ovation untuk sang maestro: Joanne Kathleen Rowling.[21/5]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar